Wasit PSG vs Bayern: Maurizio Mariani Jadi Sorotan Usai Serangkaian Kontroversi

maurizio mariani

Menjelang laga PSG vs Bayern München di babak keempat fase grup Liga Champions, perhatian publik bukan hanya tertuju pada duel dua raksasa Eropa ini, tetapi juga pada wasit Maurizio Mariani. Pria asal Italia berusia 43 tahun itu menjadi sorotan utama karena serangkaian keputusan kontroversial yang telah ia buat dalam beberapa pertandingan sebelumnya.

UEFA menuai banyak tanda tanya ketika menunjuk Mariani untuk pertandingan sebesar ini. Dengan pengalaman hanya 12 pertandingan di Liga Champions, banyak pihak menganggap keputusan tersebut terlalu berisiko, terlebih setelah performanya yang menurun di kompetisi domestik Italia.

Nama Maurizio Mariani bukanlah nama baru di dunia sepak bola Eropa. Ia pernah memimpin laga penting seperti perempat final Liga Champions musim lalu antara PSG dan Aston Villa. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, reputasinya mulai goyah karena sejumlah keputusan yang memicu perdebatan sengit.

Insiden di Laga Monaco vs Benfica

maurizio mariani monaco vs benfica
(Image credit: reuters)

Pada Februari lalu, dalam laga Monaco melawan Benfica, Mariani menjadi bahan perbincangan hangat. Ia mengusir Moatasem Al-Musrati, gelandang Monaco, hanya karena protes ringan terhadap keputusan wasit. Keputusan tersebut dianggap terlalu berlebihan dan memicu kemarahan kubu Monaco yang merasa dirugikan.

Kontroversi Penalti Napoli vs Inter Milan

maurizio mariani napoli vs inter milan
(Image credit: gettyimages)

Kasus lain terjadi pada 25 Oktober, ketika Mariani kembali menjadi sorotan setelah memberikan penalti kontroversial untuk Napoli dalam laga melawan Inter Milan yang berakhir 3-1. Bahkan, keputusan itu dikritik keras oleh atasannya sendiri di federasi Italia. Media dan publik sepak bola menilai Mariani terlalu cepat meniup peluit tanpa mempertimbangkan VAR secara matang.

Akibat performa yang dianggap tidak konsisten, Mariani mendapat teguran keras dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Akhir pekan lalu, ia diturunkan untuk memimpin laga Serie B antara Virtus Entella dan Empoli—sebuah pertandingan yang hanya dihadiri sekitar 2.500 penonton.

Langkah ini dipandang banyak pihak sebagai peringatan halus atas performanya yang belum stabil di level tertinggi. Bayangkan, dari atmosfer intens di Liga Champions harus turun ke stadion kecil dengan penonton terbatas—sebuah kontras yang mencolok bagi seorang wasit internasional.

Banyak yang Mempertanyakan Keputusan UEFA

Keputusan UEFA untuk tetap menunjuk Mariani sebagai wasit PSG vs Bayern jelas menimbulkan pertanyaan. Banyak jurnalis Jerman dan Prancis terheran-heran, mengingat banyak wasit berpengalaman lain yang bisa dipilih.

Pelatih Bayern, Vincent Kompany, memilih untuk tidak berkomentar secara langsung terkait penunjukan ini. Dengan santai, ia menolak membahas keputusan UEFA, namun gestur tersebut cukup menggambarkan kekhawatiran yang dirasakan kubu Bayern.

Media Jerman seperti Bild dan Kicker menyoroti fakta bahwa Mariani baru 12 kali memimpin pertandingan Liga Champions. Mereka menilai angka tersebut terlalu sedikit untuk laga sebesar ini.

Sementara itu, media Italia seperti La Gazzetta dello Sport menulis bahwa Mariani sebenarnya dikenal sebagai wasit yang tegas dan berani mengambil keputusan, namun terkadang terlalu impulsif dalam situasi krusial.

Laga PSG vs Bayern bukan hanya pertarungan antara dua klub besar Eropa, tetapi juga ujian bagi wasit Maurizio Mariani. Dari keputusan-keputusan kontroversial di Serie A hingga penurunan ke Serie B, kini ia kembali di panggung besar yang penuh sorotan.

Kita hanya bisa berharap bahwa kali ini, pertandingan berjalan tanpa drama yang melibatkan wasit, dan semua pihak fokus pada kualitas permainan kedua tim.

Scroll to Top